Wednesday, June 25, 2008

Rush and Jane

Things come and go so fast
Time, thought, mind
Much to do
Less time left

Dream can sometimes be the most intimidating thing to have
While all you wanna do is to sit calmly
The rest of your mind drags you to walk on the path, chasing the dream
Even the path is just as blurry as the dream itself

Still
The more I wanna give it up
The more that stubborn-irrational-naïve mind
Forces me to death

Read More..

Tuesday, June 24, 2008

C'est La Vie

Ombak itu tak akan berhenti menghempas
Selalu menyambutmu dengan derunya
Tak kan dibiarkannya kau bertahan terlalu lama
Hingga nafas itu lepas

Dan terik mentari akan membakarmu
Tak disisakannya kesejukan barang sesaat
Kau sendiri tenggelam dalam lelehan peluhmu
Hingga kau lupa pada penat

Kemarin kau bilang
Ombak itu mampu membawamu menyebrang ke ujung sana
Dan terik itu akan menguatkan jiwamu

Aku bilang kau gila
Tapi kau bilang
‘karna aku percaya’


Balikpapan, 230608, 10.06pm
take me to the beach of Your soul

Read More..

Monday, June 23, 2008

Ki Joko Bodo dan Euro 2008

Beberapa hari lalu saya sempat menonton infotainment Silet di RCTI. Siang itu Silet membahas tentang para selebritis dan Euro 2008. Saya kebetulan hanya menonton tayangan terakhir dimana reporter silet sedang mewawancarai Ki Joko Bodo.

Siapa yang tak kenal Ki Joko Bodo, seorang dukun semi-selebritis yang well-known dengan image rambut gondrong acak-acakannya plus kemampuan supra naturalnya yang terkadang menimbulkan kontroversi. Atas kelebihannya itulah ia kemudian ditanya oleh reporter silet tentang ‘penerawangannya’ pada pemenang Euro 2008.

Surprisingly, Ki Joko Bodo yang biasanya menjawab semua pertanyaan dengan penerawangan magisnya, kini enggan memberi komentar. Alasannya adalah karena beliau, maaf, dia, ingin melindungi para bandar judi yang telah datang padanya lebih dulu untuk mendapatkan ‘advance information’ itu, dan kini mereka sedang bertaruh atas informasi itu hingga angka fantastis, satu juta dollar. Para bandar judi itu tak hanya berasal dari Indonesia, beberapa dari mereka berasal dari negara-negara asing yang cukup terkenal dengan permainan judinya.

Alangkah hebatnya profesi perdukunan di masa ini, dua puluh tahun lalu, ketika orang mesti sembunyi-sembunyi bilamana mendatangi dukun atau sejenisnya, kini dukun malah jadi public figure. Kalau dulu dukun hanya didatangi karena alasan penyakit aneh, barang yang hilang hingga masalah jodoh, kini dukun juga bisa ditanyai mengenai apapun, tak terkecuali tentang kompetisi berskala internasional. Visitornya pun tak tanggung-tanggung, semakin terkenal dukun itu, semakin beragam pula orang yang datang padanya, mulai dari pedagang, pejabat sekelas menteri hingga bandar judi manca negara. Dan uang pun mengalir deras dari harta mereka menuju kantong dan (karena dukunnya sudah profesional) rekening si dukun.

Menurut penerawangan saya :) dan melihat fenomena yang nampak berkembang akhir-akhir ini, profesi ini (dukun) cukup menjanjikan hingga dua puluh tahun mendatang. Anda ingin beralih profesi menjadi seorang dukun? Masih belum terlambat untuk itu :D
Read More..

Wednesday, June 04, 2008

Sayang Itu Ambigu

Postingan ini sebenarnya adalah jawaban dari komentar Dg.Ipul dari postingan sebelumnya yang menanyakan tentang kata ‘sayang’. Rasa penasaran beliau akan kata ‘sayang’ itu membuat saya ingin menjelaskan panjang lebar. Karena saya rasa terlalu panjang untuk di entry di haloscan, maka ada baiknya jika saya buatkan posting khusus, yaa..hitung-hitung ngapdet blog. Sebelum menjelaskan lebih lanjut, saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman lucu atau bisa dibilang semi-bodoh (yang mestinya jadi pelajaran) saya yang juga berhubungan dengan kata ‘sayang’ itu.

Suatu hari saya pernah mengirim sebuah pesan singkat ke seorang kawan dengan bunyi:

Sayang, besok saya sudah pulang ke balikpapan

Tanpa saya duga sebelumnya, kawan itu lalu membalas:

Tolong jelaskan arti kata ‘sayang’ itu, jangan sampai saya salah duga

See...kata ‘sayang’ memang ambigu, dalam kalimat singkat seperti pesan saya tadi dan judul postingan saya sebelumnya (yang membuat Dg.Ipul penasaran), makna kata sayang itu bisa saja menjadi bias, hingga terjadi misinterpretasi. Well, saya tak menyalahkan kawan saya itu, karena kami memang dekat sebelumnya, sama halnya dengan Dg.Ipul, dimana kami sempat berbincang di YM tentang kebiasaannya merokok, hingga timbullah niat saya untuk membuat posting dan menyertakan tips dari beliau.

Pada kasus pesan singkat diatas, mungkin ada baiknya jika saya menulis: Sayang sekali, besok saya sudah pulang ke Balikpapan. Dengan menambahkan kata ‘sekali’ setelah kata sayang, maka jelaslah bahwa kata sayang yang saya maksud adalah merasa rugi, tidak rela, menyesal dan atau kasihan. Bukan arti sayang yang ‘itu.’

Sama halnya dengan judul postingan di bawah, seandainya saja saya tulis: Berhentilah Merokok, Sayang Uang Kok Dibakar
atau Berhentilah Merokok, Sayang Tubuhnya Diracuni atau Berhentilah Merokok, Sayang Cuma Satu Hari. Bisa dipastikan bahwa tak ada lagi misinterpretasi dari pembaca, terutama Dg.Ipul.
Otherwise, bila disimak lebih lanjut, sebenarnya kata sayang yang saya tulis pada paragrap terakhir di postingan tersebut bisa saja menjadi rujukan makna dari kata sayang di judul.

Sebenarnya mudah saja menginterpretasi kata ‘sayang’ bila kita mendengarnya dalam pelafalan dan stressing yang berbeda. Tapi dalam tulisan, dalam hal ini, membacanya, apalagi dalam kalimat singkat, kata ‘sayang’ bisa saja menipu.

Enyway, Hal ini adalah sebuah pembelajaran kedua bagi saya pribadi (setelah pesan singkat itu)
saya akui, mungkin lain kali saya harus lebih berhati-hati dan teliti dalam menulis. Atau lebih baik menyewa seorang proof reader sebelum saya mem-publish tulisan di blog, halah...

Untuk Dg.Ipul, semoga postingan ini bisa memuaskan rasa penasaran anda. Juga tak menutup kemungkinan bagi orang lain yang ‘senasib’ dengan anda...hehe...jangan kapok blogwalking ke sini yah!...
Read More..