Monday, September 03, 2007

Eky, Andri dan Kaus Kaki

“Kau punya teman di Amerika rupanya?” kata Pelatih Joko seraya memberikan sebuah amplop coklat. Eky membuka amplop surat itu pelan-pelan.
Andri? Surat dari Andri? Setelah 3 tahun menghilang ternyata dia di Amerika? Apa yang dia kerjakan disana?


New Jersey, 20 Juli 2007


Sahabatku Eky..

Pertama kali aku ingin mengucapkan selamat atas kemenangan Timnas Sepakbola Indonesia melawan Korea. Bravo! Bagaimana rasanya mencetak gol saat itu ky? Pasti kau sangat bangga dan senang sekali, aku menonton pertandingan itu di sini bersama mahasiswa-mahasiswa dari Indonesia lainnya di cafe tempat biasa kami berkumpul. Kami meloncat kegirangan, berteriak hingga para pengunjung lainnya merasa terusik. Sekali lagi selamat ya! Aku bangga memiliki seorang teman sepertimu.

Eky, masih ingat kah kau saat pertama kita berkenalan, di depan gerbang SMP kita? Waktu itu kau menepuk pundakku dan berkata “Hei, kamu nyadar ga sih? Kaus kakimu beda sebelah” lalu kau berlari menuju rumahmu yang berada tepat di depan sekolah, mengambil sepasang kaus kaki dan memberikannya pada ku, kemudian kau mengajakku bermain sepakbola di lapangan sekolah siang hari itu. Sejak itu, kita bersahabat hingga kita lulus SMU.
Maafkan aku yang tak pernah memberi kabar padamu setelah kelulusan itu, aku malu ky..kau tentunya telah mendengar berita tentang ayahku yang terlibat kasus korupsi hingga trilyunan rupiah. Saat itu aku keluar dari rumah, berpindah-pindah, kerja serabutan, hingga akhirnya aku bertemu dengan Pak Citro, mantan pembimbing Tim Olimpiade Matematika sewaktu SMU dulu, rupanya beliau masih mengenalku, beliau juga yang banyak membantuku mengurus beasiswa hingga akhirnya aku dapat berkuliah di Princeton University sampai sekarang.

Ky, tak pernahkah terbersit dalam fikiranmu mengapa hari itu aku sangat dungu hingga memakai kaus kaki yang berbeda? taukah kau mengapa selama seminggu setelah kita berkenalan, aku selalu mendatangi kelasmu hanya untuk mengatakan bahwa aku lupa membawa kaus kakimu? Hingga akhirnya karena bosan dengan topik itu, kau merelakan kaus kaki mu untukku.

Ketahuilah ky, semalam sebelum kejadian itu, aku berniat untuk bunuh diri dengan meminum sepuluh butir pil tidur, entah mengapa keesokan harinya aku masih hidup, rupanya Tuhan masih sayang padaku, dan ingin menunjukkan kuasaNya padaku. Walau badan serasa hancur dan kepala mau pecah, aku tetap pergi ke sekolah karena masih ingin melanjutkan keinginanku untuk bunuh diri, yaitu dengan melompat dari lantai tiga gedung sekolah kita, saat itu aku sangat yakin bahwa usaha itu akan berhasil. Lalu pagi itu kita bertemu, setelah itu aku berfikir, jika siang itu aku mati, maka aku akan kehilangan banyak waktu-waktu menyenangkan yang kulalui jika bermain sepak bola bersamamu. Hingga akhirnya aku membatalkan niat bodoh itu. Sebenarnya aku tak pernah lupa membawa kaus kaki itu ky, aku hanya tak punya alasan lain untuk bertemu denganmu lagi, aku takut bila mengembalikan kaus kaki itu padamu, maka pertemanan kita akan selesai sampai di situ. Alangkah lugunya aku saat itu, maklum saja, perceraian orang tua ku membuat hati dan fikiranku remuk redam.

Sebuah tepukan di bahu dan sepasang kaus kaki mungkin adalah dua hal yang sepele bagimu, bahkan mungkin kau telah melupakannya. Tapi tidak bagi ku ky, dua hal kecil itu telah menyelamatkan jiwaku dan menyadarkan ku bahwa betapapun perihnya masalah yang kuhadapi, aku masih memiliki hal-hal indah disekitarku, betapa aku sangat menyenangi matematika, betapa asiknya bermain sepakbola, terutama dikala hujan, dan yang terpenting lagi, aku memiliki seorang teman sejati, dirimu ky...

Terima kasih ky, semoga Allah membalas segala budi baikmu padaku, selalu membimbing dan melindungimu di jalanNya, karena saat ini aku tak dapat berbuat banyak selain berdoa dan menyemangatimu dari jauh. Cetaklah gol sebanyak-banyaknya teruslah bermain ky, aku bangga padamu.

Wassalam

Andry


***Balikpapan, 31 Agustus 2007. take me to the beach of Your soul.

No comments: