Friday, July 02, 2010

Tupai Bus

Ada beberapa hal unik selama saya traveling ke beberapa negara di eropa tahun lalu. Satu diantarnya adalah pengalaman dengan transportasi. Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa perancis adalah negara pertama yang mempelopori angkutan umum sejak 300 tahun lalu. Berawal dari sebuah gerbong yang ditarik oleh kuda, hingga kini berkembang menjadi kereta super cepat. Tak heran bila negara ini memiliki sistem transportasi yang jauh lebih unggul dari negara lainnya. Bagi pelancong dari negara dunia ketiga seperti saya, yang sudah terbiasa dengan angkot sesak, lalu lintas yang semrawut dan polusi udara, sistem transportasi di eropa benar-benar membuat saya berdecak kagum.





Stasiun kereta Tours

Dimulai dari bus yang sangat nyaman (bentuknya hampir mirip dengan busway di jakarta), penduduk setempat yang hampir semua memiliki kartu transportasi prabayar, hanya tinggal memindai kartunya pada alat yang terdapat di dekat pintu masuk bus. Sedangkan bagi yang tak memiliki kartu dapat membayar sesuai tarif pada supir bus, lalu pak supir akan memberikan struk yang bisa digunakan untuk perjalanan bus berikutnya dalam rentang waktu 1 jam. Dan struk inilah yang meninggalkan kesan unik yang pernah saya rasakan selama tinggal di kota Tours, Perancis.

Saya tinggal di homestay yang jaraknya sekitar 15 menit jalan kaki untuk mencapai pusat kota dan 20 menit untuk bisa sampai di kampus tempat saya belajar. Pada minggu kedua saya mulai berani mencoba bus untuk mengeksplor sisi kota lainnya. Bus pertama yang saya naiki adalah dari Carrefour menuju homestay. Saat itu saya berangkat jalan kaki dari pusat kota menuju carrefour bersama seorang kawan dari mesir bernama George. Ia meyakinkan saya bahwa carrefour bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Dan dengan ke innocent-an saya, saya pun menurut, belakangan saya tau bahwa ternyata George juga belum pernah kesana. Dan jarak yang ditempuh dari pusat kota ke carrefour adalah ENAM PULUH MENIT. Pesan moral dari perjalanan itu adalah, jangan mudah percaya pada orang mesir, apalagi jika ia berkata bahwa pyramid bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Indonesia.

Sepulang dari carrefour, saya memperhatikan struk yang tadi diberikan oleh pak supir. Bentuknya seperti struk ATM, yang bertuliskan tanggal dan masa berlaku struk itu. Entah jin casper apa yang sedang merasuki fikiran saya saat itu hingga membuat saya berfikir jahil untuk menggunakan struk itu di keesokan harinya, dan hari berikutnya, dan hari berikutnya. (jangan sekali-kali anda mencoba hal ini jika anda tidak punya keberanian dan uang denda yang cukup jika suatu saat kepergok petugas).

Maka bermodalkan senyum termanis yang saya punya, dan sapaan Bonjour yang ramah ke pak supir sambil memperlihatkan sekilas struk yang tanggal nya saya tutupi pake jari telunjuk, jadilah saya layaknya seekor tupai yang naik turun di bus dengan lincahnya, tanpa orang lain tau bahwa saya telah mencurangi sistem transportasi di perancis selama berhari-hari.

Read More..