Friday, December 28, 2007

I Wanna Get Closer With Them (Was Resolusi 2008)

Saya yang biasanya suka ngasih PR bejibun ke muridku tiba-tiba dapat PR dari seorang Kanda plus Idola, tentang resolusi untuk tahun 2008. Sebenarnya saya sudah susun sejak beberapa pekan yang lalu, cuma tak pernah terfikirkan untuk dipublikasikan di blog ini. Well, karna tak kuasa untuk menolak PR tulus itu, maka hadirlah postingan ini.

In 2008, All I wanna do is getting closer with:

1. My God
Dear Allah, please find me a perfect alarm to wake me up on time. Its been a big issue between us since several months ago. And You know what, even my mom’s knocking doesn’t work much now. I’m so sorry, bout that. I’ll try harder next time and wont let You down.

2. My Father
Dear Bapak, kapan mancing bareng lagi? Aku janji, ntar kalo kita mancing, aku bakalan pake topeng Luna Maya biar ikan-ikan pada mendekat, ga kaya dulu, mancingnya ga pernah dapet gara-gara ikannya pada takut sama aku.

3. My Friends
Dear Yuli, kapan ngobrol bareng lagi? teras mesjid Istiqomah pasti merindukan kita berdua. Kalau teras itu bisa bicara, dia pasti akan berkata ‘Mana tuh dua cewek centil yang suka cekikikan bareng? Kok ga pernah maen ke sini lagi ya? Alhamdulillah’

Dear Dian, Santi, Lily, Malik....miss u guys. Reunian yuks!


4. My Students

(Ki-ka: Claudya, Nisa, Syela, Della, Rifki, Farhan, Bryan)

Maafin miss ya, miss ga bisa nimbrung bareng kalian kalo kalian lagi ngobrol soal Avatar atawa Naruto. Miss ga kenal mereka, miss cuma kenal sama Doraemon, Candy-candy dan Megaloman. Next time miss usahakan bakalan pantengin tuh kartun, tapi ga janji yah....eits...dah hapalin vocabulary blum? Hayo hapalan ke depan kelas satu-satu!


5. My Own Self
Kadang suka ga ngerti maunya dia apa, suka bingung sendiri, suka aneh, suka makan sabun (ga ding, becanda). Semoga di tahun yang akan datang dia jadi lebih dewasa, lebih membahagiakan ayah & ibu, dan lebih sholehah tentunya...Amin

6. Him
‘Dia’ siapa yah? Gimana mo get closer kalo ketemu aja belum, ato mungkin dah pernah ketemu bahkan sering, tapi masih belum ketahuan apakah dia adalah ‘dia’....hehehe
Well, for My Future Husband. Just stay there until the time for us is made.
Ps. Jangan nakal yah!

I think thats all, wish me luck yah!

Dan teman saya yang mendapatkan anugerah PR ini adalah, tak lain dan tak bukan Acha dan Mhimhenk.

Have a smooth year!

Read More..

Wednesday, December 26, 2007

Aku dan Jin Flash Disk (The End)

Bagi yang belum membaca kisah sebelumnya, silahkan baca disini

‘My first wish is….aku pengen cantik kaya Luna Maya.’ Ucapku dengan lantang.

Jin itu mengerutkan dahinya, sedikit memicingkan matanya seakan tak yakin dengan apa yang ia dengar. Ia lalu bertanya ‘Trus wish yang ke dua?’
Aku lalu tersenyum dan berkata ‘Aku pengen cantik kaya Luna Maya’.
Sang Jin lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, ‘Sepertinya saya tak perlu menanyakan wish yang terakhir, pasti sama seperti yang pertama dan yang ke dua bukan?’
‘Bukan’ jawabku.
‘Jadi?’ Sang jin penasaran.
‘Wish yang ke tiga adalah,.....aku mau wish yang pertama dan wish yang kedua menjadi kenyataan’.
Kali ini giliran jin gendut itu yang tersenyum. Ia beranjak dari tempatnya lalu duduk tepat di sebelahku, sesaat ia menatap sunrise yang semakin meninggi. Kali ini mentari sudah mulai menampakkan bentuk utuhnya.

‘Tahukah Anda, mengapa sunrise itu begitu indahnya?’ tanyanya sambil tetap menatap sang surya.
Aku terdiam, entah karena tak ingin mencari jawaban dari pertanyan itu atau karena terlena akan sinar indah yang dipancarkan oleh sang surya saat itu.
Sang jin yang merasa dicuekin lalu berkata ‘Oi...jangan ngelamun donk...jawab!’
‘He...he, jin serius yah? sory, kirain tadi cuma iseng doang. Mmmm, jawabannya, karena mentari itu ciptaan Tuhan, dan semua ciptaanNya indah.’ jawabku sekenanya.
‘See... you got the point’ Ucapnya sambil menatap takjub kearah ku.
Ia lalu berkata ‘Tentu ada kekurangan dan kelebihan pada ciptaanNya, tak ada yang sempurna. Karena yang sempurna hanyalah diriNya. Tapi pada dasarnya, seperti Anda bilang tadi, semua ciptaanNya indah. Dan hal itu tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Contohnya Anda sendiri, Kenapa ingin jadi Luna Maya? Anda cantik kok.....’
‘Becanda ah...’ ucapku tak percaya.
‘Serius...coba Anda di jejerkan bareng Joko, Anto, Adi, Eko, Iwan, Anda pasti yang paling cantik diantara mereka.’
‘Geblek’ ucapku sambil menjitak kepalanya.
Ia lalu mengusap kepalanya yang mungkin terasa sakit ‘Selain itu, kalo Anda ingin jadi Luna Maya, lantas siapa nantinya yang ingin menjadi Anda?’
‘Ya Luna Maya, siapa lagi coba?’ jawabku.
‘Mana mungkin, dia tak sebodoh itu’ jawabnya dengan mata jahil sambil balik menjitak kepalaku. Aku saat itu hanya bisa pasrah menerima jitakannya.
Jin itu kemudian melanjutkan ‘kuliah subuhnya’ ‘Coba Anda bayangkan, seandainya mentari ingin jadi bulan, dan kebetulan bulan juga tak senang akan dirinya sendiri, akhirnya mereka bertukar tempat, lantas apa yang kira-kira akan terjadi?’
Aku lalu membayangkan sekilas tentang apa yang dikatakannya.
’Wah, kalo seandainya beneran terjadi, ga ada lagi sunset dan sunrise, yang ada moonset dan moonrise yang entah apakah sama indahnya. Trus kalo malam pasti panas banget ya, apalagi pas ada matahari purnama, wah ga bisa tidur dong’
‘Nah itu dia’ kata jin ‘Tuhan tuh maha cerdas, Ia menciptakan segala sesuatu dengan sebuah tujuan. Dan yakinlah bahwa sesuatu tersebut dapat melakukan tujuan itu lebih baik dari pada ciptaanNya yang lain yang tidak diciptakan untuk tujuan tersebut. Believe me, one thing to do is just be your self, and you’ll get thru it.’
Aku terhenyak, kata-kata itu seakan menamparku dengan keras lalu mengelus kepalaku selembut mungkin. Jin ada yang bijak juga ternyata.
‘So how bout my wishes?’ Tanyaku padanya.
Ia lalu menatap mataku dalam-dalam dan balik bertanya padaku ‘Yakin mau dikabulkan?’ tanyanya.
Aku sangat mengerti dengan maksud tatapan itu. ‘Ga usah lah, bisa gawat ntar, ibuku pasti kaget setengah idup kalo liat anak perempuan semata wayangnya tiba-tiba berubah jadi Luna Maya setelah pulang dari pantai’
‘Masa segitunya? Bukannya ibunya jadi senang, lantas selametan tujuh hari tujuh malem?’ Ledeknya.
Aku baru saja ingin menjitaknya untuk yang kedua kali ketika ia kemudian berubah menjadi asap tebal dan masuk kedalam flash disk yang tadi tergeletak diatas pasir di depanku.
‘Saya ingin kembali ke dalam flash disk, disini lebih baik karena tak ada manusia yang hobi jitak kepala jin, nice to meet you anyway.... flash disknya ditutup ya, please.’ Ucapnya dari dalam flash disk.
Aku bahkan belum sempat mengucap kata terima kasih kepadanya. Meskipun ia tak mengabulkan wishes bodoh itu, setidaknya ia telah mengajarkan aku tentang banyak hal dan menghiburku, dengan mengatakan kalau aku cantik. Hehehe.
Kutinggalkan flash disk itu setelah menguburnya ditempat dimana aku mendapatkannya, lalu beranjak meninggalkan pantai dengan federal merahku, back to the real life, to my-own-beautiful life.

*********
Take me to the beach of Your soul

Balikpapan, 26 December 2007, 00.15 am.
Read More..

Wednesday, December 12, 2007

Aku dan Jin Flash Disk

‘Pantai, aku ingin ke pantai...’ niat itu tersirat begitu saja ketika aku sedang melipat mukenah yang tadi kukenakan untuk sholat Shubuh. Kulirik jam dinding di kamarku, pukul 05.15. Masih banyak waktu untuk bersiap-siap. Segera ku kenakan jaket kaos biru dan sport pants hitamku, lalu menuju gudang tempat federal merah usang ku bersemayam. Debu yang melekat di badan sepeda itu lumayan tebal. Perlahan kuhapus dan kubersihkan dengan kain yang kutemukan tak jauh dari situ. Jika sepeda itu bisa berbicara, mungkin dia akan berkata ‘Ada angin apa nih non? Tumben mo make saya? Motornya ke mana?’
Dan dalam hati, aku pun berkata ‘Aku kangen kamu, jalan yuks...biasa, ke pantai’

Dulu, tiga tahun lalu dan beberapa tahun sebelumnya, sepeda itulah yang selalu setia menemaniku menyusuri pantai di minggu pagi atau sore. Tapi belakangan ini, kebiasaan itu mulai berubah, kini hari minggu adalah hari molor dan nonton nasional bagiku. Kesibukan dihari kerja membuatku merasa hari minggu adalah hari yang sangat istimewa hingga kuhabiskan sendiri di kamar, entah dengan tidur sepuasnya, nonton dvd atau bermain game di PC. Hingga tanpa sadar aku sempat melupakan tempat indah itu, tempat dimana dapat kutitipkan sejenak segala penat, letih, beban, seluruhnya, hingga yang tersisa hanyalah aku, aku saja.

‘Mau ke mana?’ tanya ibuku yang tiba-tiba telah berada di pintu depan. Tampaknya beliau mendengar bunyi pintu pagar yang tadi kubuka.
‘Ke pantai’ jawabku singkat, sambil menuntun sepedaku keluar teras.
‘Hati-hati...’ ucapnya.
Kata-kata itu terdengar biasa olehku. Namun andai saja aku tahu apa yang akan terjadi dipantai pagi itu, maka aku akan sangat berterima kasih telah diperingatkan oleh ibuku. Ur the best mom.

Langit pagi itu masih agak gelap. Lampu jalan raya masih menyala. Hanya beberapa kendaraan yang melintas. Saat itu, Somewhere I Belong-nya Linkin Park terdengar menghentak melalui headset yang kupasang dari hp, membuatku semakin bersemangat mengayuh sepedaku. Tak beberapa lama kemudian, aku pun sudah menyusuri jalan setapak menuju pantai. Dari kejauhan sudah dapat kucium aroma khas dan deburan ombaknya. Airnya sedang pasang.

My second sanctuary, adalah sebutan ku untuknya. Tempat dimana dapat kutemukan hembusan angin, ombak, karang, siput kecil, hingga garis horison tanpa batas yang sangat mempesona. Segala yang ada di pantai itu begitu menakjubkan hingga aku dapat merasakan kedekatanku padaNya, instantly.



Mentari sudah menampakkan sinar jingganya, meski tampak malu-malu karena berada di balik punggung sebongkah awan mungil. Buncahan temaram jingga yang terpecah oleh beberapa garis lurus dari tepi horison terlihat sangat indah, sehingga bagiku tampak bagai tangan Tuhan. Ingin rasanya berada di genggamanNya atau sekadar tersentuh oleh hangatnya tangan itu. Subhanallah.

Aku, lantas terduduk dan termangu menatap lukisan karya Sang Maestro Alam. Kakiku kubiarkan bertelanjang, tanganku meraba sejuknya pasir pantai. Lagu Sempurna dari Andra and the Backbone mengalun lirih di telingaku, what a perfect moment. Tanpa sadar, telunjuk kananku kemudian menulis sebuah nama diatas hamparan pasir di depanku. Lama kutatap nama itu, hingga kemudian kuhapus perlahan dengan telapak tanganku. Sempat kurasakan sebuah benda keras yang berada di dalam pasir. Dengan rasa penasaran kucoba menggalinya lebih dalam demi mendapatkan benda itu. Yang kutemukan kemudian adalah sebuah benda segi empat kecil, berwarna merah dan putih, yang ternyata adalah sebuah Flash Disk dengan merk Kingstore. Disisi lain dari flash disk itu terdapat tulisan 1 Gn. Aneh, fikirku, mengapa ada sebuah flash disk di tempat seperti ini. Akupun mencoba meyakinkan diriku dengan membuka tutupnya, berharap bahwa yang kutemukan adalah benar sebuah flash disk.

Seketika asap tebal menyembul dari dalam flash disk, mengeluarkan suara gemuruh yang memekikkan telinga. Flash disk itu kemudian terjatuh dari tanganku. Aku hanya dapat menutup kedua mataku, tak mampu berbuat apa-apa.

‘HAHAHAHAHA........thanks Your Highness, wait, dont be afraid, saya jin baik-baik kok, ganteng, bersahaja dan rajin menabung...HAHAHAHA’
Suara itu menggema di sekitarku. Perlahan kubuka mataku dan kulihat sebuah mahluk besar perambut pirang, berpakaian casual, mengenakan sunglasses lengkap dengan topi, melayang-layang diudara, tepat di depanku. Sesaat aku teringat dengan para bule yang berkeliaran di pulau Bali. Mirip, bedanya mahluk ini sepuluh kali lebih besar.

‘Jin? Kamu beneran jin?’ tanyaku sambil mencubit tanganku, berharap bahwa kejadian ini adalah mimpi, tapi ternyata sakit...berarti ini bukan mimpi. Astaghfirullah!

‘Yah, saya jin bule dari kerajaan Brisikh, saya pernah iseng meng-hack data kerajaan, hingga saya dikurung oleh raja saya di dalam flash disk ini, lalu di buang jauh-jauh dari negara saya. Sekarang saya sudah bertobat, syukurlah Tuhan mendengar doa saya, hingga saya diselamatkan oleh anda, Yang Mulia, terimakasih, dan sesuai dengan peraturan per-jin-an, undang-undang no.23, pasal 37, junto 85, Yang Mulia boleh mengutarakan three wishes dan kemudian akan saya kabulkan...

‘Three wishes? Beneran neh?’ ucapku hampir tak percaya.

‘Yes, no doubt...’ jawabnya kalem.

Sejenak aku berfikir keras untuk memilah-milah resolusi yang akhir-akhir ini kususun demi menghadapi tahun baru. Ada lebih dari lima, dan menyortirnya untuk menjadi tiga tidaklah mudah. Tapi aku harus cepat mengambil keputusan sebelum jin bule gendut itu keburu ngabur gara-gara nungguin aku yang kelamaan mikir.

‘Ok’ kata ku, lalu aku mengambil sebuah nafas panjang. Bismillah.

‘My first wish is......

( to be continued ) Read More..