Friday, February 29, 2008

Gombal Ala India

Pukul 9.30 malam, dua hari lalu, seorang teman se kos waktu di Makassar menelponku, ia kini bekerja di sebuah perusahaan pertambangan di belantara Kalimantan Selatan.

Jum: Sibuk ko kah?
Aku: Nda ji, kenapa?
Jum: Ada teman kerja ku orang India mo bicara, ko terima nah!

Aku belum sempat menjawab, tiba-tiba terdengar suara Seorang Lelaki-Berbahasa-Inggris-Dengan-Aksen-Urdu disingkat jadi “SLBIDAU” berbicara.

SLBIDAU: Hallo, how are you?
Aku: Im good, thanks, how bout you?
SLBIDAU: Im fine. Whats your name?
Aku: Im yani. You?
SLBIDAU: Im Mahendran. Im from india.

Dan kami pun berbicara sejenak hingga akhirnya handphone di serahkan kembali kepada Jum.

Aku: We, di mana ko dapat itu orang India?
Jum: Hehehe...dia sub contractor di perusahaan, tadi dia tanya ka, adakah temanku yang yang pintar english, soalnya katanya susah nyari orang Indonesia yang bisa english. Trus ku ingat ko.
Aku: Edede, lain kali suruh saja telpon Cinta Laura deh...
Jum: Hehe....Mo na telpon ko lagi besok, nda papa ji toh!
Aku: Bisa ji, asal bukan jam ngajar.

Kemarin siang, Mahendran di singkat jadi “Mandra” menelponku.

Mandra: Hallo yani, are you busy?
Aku: Nope, whazz up?
Mandra: Hmm...yani sudah makan?

Hehe...kirain cuma cowok indonesia aja yang bisa basa basi kaya gitu, klise banget, ga kreatif, mbok ya diganti, jadi ‘Hai, punya pulsa ga? Kalo ga, ntar aku kirimin pulsa 200 ribu yah...’ *lari ke laut*

Aku: No, belum laper. Ntar jam 1 baru makan. Do you speak Bahasa?
Mandra: A little.
Aku: I know Urdu a little.
Mandra: Oh ya?
Aku: Mere namke yani.
Mandra: Thats good. What else?
Aku: Ih, do, tin, car, pan, ce....
Mandra: Where do you learn Urdu?

Aku lalu menjelaskan padanya, kalo mau tau, bisa dibaca di sini.

Mandra: Yani, do you like India?
Aku: I’ve seen some Indian movies, I think India has some beautiful places, like Indonesia.
Mandra: Do you want to go to India?
Aku: Me? Well, if i had fortune, why not?
Mandra: If you have passport, you can go with me to India this July for fifteen days, dont worry, i will pay for everything.
Aku: Thanks for your kindness, I’ll think about it later.

Which means “kagak la yau”....Hehe, aku tau kalo dia ga serius, tapi sempat kepikiran juga, gimana kalo ternyata beneran, waduh, ga kebayang gimana emak ku di rumah bisa loncat kegirangan anaknya yang imut ini bisa jalan-jalan ke India, trus pasti minta dibelikan oleh-oleh gelang warna-warni kaya yang di pake artis pilem Bollywood ituh *plak, di timpuk emak pake kompor*

Mandra: yani, your english is very good. your voice is also very good.
Aku: Hehe, thanks.
Mandra: I can guess your age by listening your voice. You must be arround 21 or 22 years old. Arent you?
Aku: Yeah...sort of..

Wah, korupsi berapa tahun tuh....Ni dia neh, salah satu korban dari kecemprengan suara ku. Memang konon kabarnya suara ku bisa menipu bahkan menghipnotis pendengarnya...hehe...waspadalah-waspadalah *ada bang napi lewat*

Mandra: Yani, I have an office in Balikpapan too. Maybe i’ll go there in the next few weeks. Can we meet?
Aku: Ok
Mandra: Thanks yani. I have to work now, i’ll call you again tonight.
Bye, take care!

Beberapa menit kemudian si Mandra mengirim sms:

Please take launch. You not take launch hear i am hungry.

Butuh beberapa detik untuk paham maksud dari pesan itu, ternyata spellingnya si Mandra neh ga sebagus speakingnya...hehe...Secara tulisan ga rapi gitu hehe...mungkin kamsudnya, “Kamu makan siang ya! Kalo kamu ga makan siang, aku yang ngerasa lapar di sini”
Kekekeke...dasar gombalan India...

*ngutak-ngatik hape, masukin no hape Mandra di daftar blacklist*
Read More..

Wednesday, February 27, 2008

Untuk Dia, Kawan dan Kamu

Kamu dulu pernah bilang "Tuhan akan mempertemukan kita dgn beberapa orang yg salah sebelum kita bertemu dgn orang yang tepat”

Tapi menurut aku, tidak ada yang salah dengan orang-orang yang salah itu.
Mereka hanyalah orang-orang yang berada di tempat dan waktu yang salah.

Kalaupun mereka melakukan sebuah kesalahan, toh itu adalah hal yang manusiawi.
Bukankah manusia adalah tempatnya salah dan lupa?

Seperti kamu dan aku

Kesalahanmu adalah ketika keangkuhanmu kemudian menyelimuti rasa indah itu.

Dan kesalahanku adalah ketika menuliskan hal ini, di blog ini, saat ini, instead of telling you 'bout it directly.

Kini di matamu (mungkin) aku adalah salah satu orang yang salah itu.

But it won’t change anything to me.
I’m still looking forward either to see you cook Nasi Uduk or telling you some new words :)
Read More..

Friday, February 22, 2008

Life Has a Funny Way (Tentang hape ku)

Life has a funny way of sneaking up on you
When you think everything's okay and everything's going right
And life has a funny way of helping you out

when you think everything's gone wrong and everything blows up In your face

(Ironic by Alanis Morissette)



Aku : Mendingan beli hape model gini, bisa pasang software kamus Oxford, kita bisa nyari arti kata-kata baru, anytime anywhere, ga perlu nenteng kamus segede gaban, cukup dengan mencet keypad, nemu deh artinya...

Kawan : Harganya secondnya berapa sekarang? 2 juta dapat?

Aku : Ga tau tuh, mungkin malah lebih murah, kan model gini dah ga di produksi lagi

Kawan : Ntar aku cari di counter deh...mudah-mudahan dapat.

Aku : Ia, ntar aku yang install kan Oxfordnya di rumah, sekalian sama
PCA mau?

Kawan : PCA? Apa lagi tuh?

Aku : Personal Communication Assistant, program buat nge-blacklist no hape orang, bagus tuh, apalagi kalo ada nomor ga dikenal, trus suka iseng miskall, tinggal di blacklist aja no nya. Dia ga bakalan bisa telp kita, smsnya juga bakalan masuk di trash bin, bukan di inbox. Keren kan...

Kawan : Emang ada program gitu? coba deh kamu blacklist no ku, jadi pengen tau.

Aku : *ngutak-atik hp* Ok, coba telpon aku!

Kawan : Ih ia beneran, nada sibuk..aku coba lagi yah...

Aku : Seribu kali pun akan tetap nada sibuk yang kedengeran.

Kawan : Wah aku juga perlu program PCA itu.

Aku : Kalo mau, ada lagi program Call Cheater, untuk ngasih efek suara
di hape, macam-macam, ada suara hujan, suara kebun binatang, suara jalanan macet, suara pantai. Tu kita pake kalo mau bokis sama orang. Aku pernah nyoba sama temenku, aku pasang suara jalan macet, aku ngakunya lagi otw ke BC, trus temenku percaya, padahal aku lagi tiduran di kamar hehe...

Kawan : Seru tuh...

Aku : Eh ada lagi, Call recorder, buat ngerekam percakapan di telpon.

Kawan : Hebat ya...Ntar besok aku hunting deh...

Aku : Ia, you know what, aku sayang banget sama ni hape, mendingan kehilangan pacar deh, daripada kehilangan hape ini.

Kawan :............

Hari berikutnya kawan itu mengabarkan bahwa ia tak dapat menemukan hape sejenis itu. Aku lalu berinisiatif untuk menghubungi bapak ini, beberapa waktu lalu ia mengganti Nokia 6680 miliknya dengan E 90. Harapanku waktu itu, semoga ia belum menjual hape lamanya dan bersedia melegonya untuk kawan itu. Ternyata harapan tinggalah harapan, hape bapak itu milik kantor, sehingga tak bisa dijual.

Lucunya, keesokan harinya, hape ku tiba-tiba bermasalah, tak ada signal walaupun hanya satu bar. Tak bisa dihubungi dan mengubungi, apalagi berkirim SMS, asli rusak. Berbagai cara telah kucoba, mulai dari membawanya ke dukun beranak hingga melemparnya dari loteng rumah, busyet..sadis amat yak..Lalu aku teringat kata-kata itu ‘..mendingan kehilangan pacar deh, daripada kehilangan hape ini...’ sifat opinionated ku memang terkadang keterlaluan. Bisa kubayangkan bagaimana kawan itu menertawakanku sambil berkata ‘Rasain lu, makanya kalo punya barang bagus jangan takabur!’ aku pun menjawab ‘Aku ga takabur, cuma narsis ajah’ :P

Hape malang itu lalu ku bawa ke 'bengkel' Nokia, dari informasi yang kudapat, kerusakan bisa terjadi pada software, maupun pada mesin, dan resiko terbesar adalah ketika hape dibongkar, mesin bisa tambah rusak ato mati total. Biaya administrasi dan perbaikan mulai dari 25 ribu hingga 1 juta lebih. *glek*

Sepulangku dari bengkel itu, aku banyak merenung, mungkin ini adalah sebuah pelajaran dari Allah, sebuah teguran kecil yang mengingatkan ku agar selalu bijak dalam bertindak dan bertutur kata. Hmmm...Thanks Allah ku Sayang...Aku akan mengingat pelajaran ini, dan tak akan mengulanginya lagi.

Dua hari kemudian aku mendapatkan informasi dari bengkel bahwa hape ku mengalami kerusakan di mesinnya, dan untuk mengganti mesin hape itu, aku harus membayar senilai 80 % dari harga hape baru, sekitar 1,8 juta. Mereka lalu menyarankan untuk mengambil kembali ‘bangkai’ hape ku karena mesin untuk type 6680 agak sulit didapat. Lucunya, mereka tak meminta aku untuk membayar sepeserpun, padahal hape itu sudah tak tercover oleh garansi. Tak ada biaya perbaikan maupun administrasi.

Segera setelah hape itu kuterima, aku lalu memasang simcard dan memory card sambil berdoa dengan jantung berdebar, berharap bahwa mukjizat akan diberikan olehNya kepadaku. Ajaib....hapeku bisa berfungsi secara normal. Alhamdulillah. Hari ini adalah hari ke enam setelah ‘mati suri’ nya, semoga umurnya masih panjang dan setia menemaniku, anytime & anywhere. Memang benar apa yang di katakan Alanis, Life has a funny way...indeed... :)

Read More..

Thursday, February 21, 2008

Memohon dan Menanti Mukjizat

Segumpal kecil kapas putih yang direkatkan oleh selotip masih merekat di lengan kiriku. Gumpalan kapas itu menutupi bekas jarum yang tadi ‘bertugas’ mengambil darahku sebanyak 7cc. Darah itu mungkin sekarang telah diterbangkan menuju Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh Klinik Prodia Pusat. Hasilnya akan ku terima paling lambat satu bulan dari sekarang.

Beberapa jam lalu, tepatnya pukul 10.35am, adalah salah satu momen bersejarah dalam hidupku. Dimana aku akan memastikan diagnosa yang selama ini selalu menghantuiku. Aku masih bisa bersyukur karena diagnosa awal menunjukkan bahwa penyakit itu bukanlah penyakit menular yang dapat membahayakan orang sekitarku. Tapi walaupun demikian, dimanapun dan kapanpun, jika aku mengingat diagnosa itu, kedua mataku akan secara spontan berkaca-kaca. Juga detik ini.

Rasa sakit yang ditimbulkan oleh jarum itu tak sesakit yang ku kira. Aku nyaris tak merasakan apapun ketika jarum itu mulai menembus kulitku. Aku masih mengingat kejadian saat aku duduk di bangku SMA kelas 1. Suatu hari, tim dari Dinkes mendatangi sekolah kami, mereka lalu menyuntik kami, para murid perempuan, serum anti tetanus secara bergantian. Aku yang (masih) takut akan jarum suntik lalu merasa shock setelah mendapatkan injeksi serum itu, kepala terasa pening, muka pucat dan tubuh lemas. Entah karena perasaan shock, atau karena tubuhku memang tak fit pada saat itu. Untungnya teman sebangku sekaligus ketua kelas saat itu dengan sigap mengambilkan aku segelas teh hangat dari kantin. Tak berapa lama kemudian tubuhku kembali segar. Makasih Yun, kebaikanmu akan terus kuingat.

Malam tadi, aku kembali bersimpuh di hadapanNya. Kembali memohon mukjizat yang sekiranya akan Ia berikan kepadaku. Untuk membuktikan bahwa diagnosa itu salah, bahwa there’s no bad thing happened to me. Terkadang aku merasa malu padaNya. Sudah berbagai macam mukjizat telah Ia berikan kepadaku selama ini, dan aku terus memohon dan memohon tanpa henti. Tapi Sang Maha Sabar itu tentunya mengerti tentang keadaanku, dan akan memberikan yang terbaik. I love You Allah...

After all, apapun hasil dari pemeriksaan itu, my beautiful life will go on. Seperti kata Jean Webster dalam Daddy Long Legs, ‘Life is just a game which i must play as skillfully and fairly as i can. If I loose, i'm going to shrug my shoulder and laugh - also if I win.’

*senyum*

Ps. To Eman, u might not realize it, but ur sms this morning had become a huge spirit which gives me a new energy to face ‘it’. AJKK!

Read More..

Thursday, February 14, 2008

Murid Dari Tiga Benua: Tentang Ekor Kucing Hingga Arranged Marriage

"Why indonesian like to cut the cat tail?"

Pertanyaan dari Natasha sungguh mengagetkan ku, bukan karena tata bahasanya yang agak semrawut, saya sangat memakluminya, ia memang tak terlalu fasih berbahasa inggris, mother tongue nya adalah bahasa perancis, itu lah mengapa ia mengikuti kelas ESL (English as Second Language) bersama beberapa orang asing lainnya. Tapi yang membuat saya sangat terkejut adalah tentang ‘orang indonesia yang suka memotong ekor kucing’ apa ia? Seumur hidup saya yang ditakdirkan lahir dan besar di Indonesia rasanya tak pernah mendengar hal se-kurangkerjaan begitu. Kalaupun ada, mungkin hanyalah orang gila yang cintanya ditolak oleh seekor kucing sehingga nekat memotong ekor kucing yang malang itu. Ataukah memang ada etnis atau suku tertentu di Indonesia yang hobi memutilasi ekor kucing? Tolong informasikan kepada saya kalau memang ada. Saya lalu dengan penasaran bertanya pada gadis keturunan Napoleon itu, tentang dari mana ia mendapatkan informasi tersebut. Dan tahukah anda saudara-saudara yang saya muliakan? Ia kemudian menjawab dengan tanpa dosa "Because i see a lot of cats in here have short tail, maybe the owner cut it" *gubrak*

Hal-hal lucu dan unpredictable seperti itu adalah 'makanan' setiap hari selasa siang di kelas ku, kelas ESL yang telah ku handle sejak empat bulan silam. Semua muridnya, adalah istri-istri dan anak dari para expatriat yang bekerja di sebuah perusahaan asing berskala internasional yang juga beroperasi di Balikpapan.

Mereka, para keluarga ekspatriat tersebut, tinggal di sebuah kompleks perumahan yang telah disediakan oleh perusahaan. Bagi mereka yang berasal dari negara yang bahasa nasionalnya bukan bahasa inggris tentunya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
Contohnya Fatou yang berasal dari Gabon (Negara bekas jajahan perancis), pernah bercerita bahwa kata-kata andalannya ketika ia berpapasan dengan tetangganya adalah ‘hai’ dan ‘hello’ dan sisanya adalah bahasa isyarat. Menyadari keterbatasannya itu, ia lalu bertekat untuk belajar bahasa inggris secara privat, dan kami akhirnya dipertemukan oleh salah seorang muridku yang berasal dari Kazakhstan. Lalu terbentuklah kelas itu.

(ka-ki searah jarum jam, Loubna (Yaman), Natasha (Perancis), Naw (Burma), Fatou (Gabon), Than-than (Burma), Pyong-Pyong (Burma)

Pada awalnya saya ragu untuk menghandle mereka, karena merasa belum cukup qualified dan berpengalaman dalam mengajar kelas ESL. Tapi karena dorongan orang-orang terdekat dan fee yang lumayan cukup buat beli bakso plus gerobaknya, akhirnya saya menerima job tersebut.

Tak ada kesan bahwa saya mengajar bahasa inggris pada mereka, yang ada hanyalah kegiatan berupa sharing, ngobrol, dan sedikit curhat, mulai dari topik ringan hingga serius. Adapun berbagai vocabulary baru yang kemudian muncul di tengah-tengah obrolan dan diskusi hanya merupakan selingan informasi ringan bagi kami. What a wonderful job!

Seperti minggu ini, Loubna yang berasal dari Yaman bercerita tentang proses perkenalan dengan suaminya hingga proses pernikahan. Dimana negara tempat ia tinggal sangat menjunjung tinggi tradisi yang berakar dari Islam. Lalu kami membandingkan budaya pernikahan di Burma berdasarkan cerita dari Naw, dan Fatou yang kemudian sangat terkesan dengan cerita dari Loubna yang hampir mirip dengan kisah percintaan mertuanya yang orang perancis. Aku pun tak lupa menambahkan informasi tentang budaya arranged marriage atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan ‘Pernikahan ala Siti Nurbaya’ yang (masih) terjadi di Indonesia.
Kelas pun semakin riuh ketika Than-than menanyakan kepadaku "is it happen to you?" dan kujawab dengan muka merah sambil berkata Hmmm, I’d like to tell you more 'bout that, but unfortunately, times up, so...I’ll see you next week" *ngeles mode on* sedetik kemudian, kertas, pulpen, buku dan marker berterbangan kearahku dari berbagai arah.. :D
Read More..