Wednesday, December 26, 2007

Aku dan Jin Flash Disk (The End)

Bagi yang belum membaca kisah sebelumnya, silahkan baca disini

‘My first wish is….aku pengen cantik kaya Luna Maya.’ Ucapku dengan lantang.

Jin itu mengerutkan dahinya, sedikit memicingkan matanya seakan tak yakin dengan apa yang ia dengar. Ia lalu bertanya ‘Trus wish yang ke dua?’
Aku lalu tersenyum dan berkata ‘Aku pengen cantik kaya Luna Maya’.
Sang Jin lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, ‘Sepertinya saya tak perlu menanyakan wish yang terakhir, pasti sama seperti yang pertama dan yang ke dua bukan?’
‘Bukan’ jawabku.
‘Jadi?’ Sang jin penasaran.
‘Wish yang ke tiga adalah,.....aku mau wish yang pertama dan wish yang kedua menjadi kenyataan’.
Kali ini giliran jin gendut itu yang tersenyum. Ia beranjak dari tempatnya lalu duduk tepat di sebelahku, sesaat ia menatap sunrise yang semakin meninggi. Kali ini mentari sudah mulai menampakkan bentuk utuhnya.

‘Tahukah Anda, mengapa sunrise itu begitu indahnya?’ tanyanya sambil tetap menatap sang surya.
Aku terdiam, entah karena tak ingin mencari jawaban dari pertanyan itu atau karena terlena akan sinar indah yang dipancarkan oleh sang surya saat itu.
Sang jin yang merasa dicuekin lalu berkata ‘Oi...jangan ngelamun donk...jawab!’
‘He...he, jin serius yah? sory, kirain tadi cuma iseng doang. Mmmm, jawabannya, karena mentari itu ciptaan Tuhan, dan semua ciptaanNya indah.’ jawabku sekenanya.
‘See... you got the point’ Ucapnya sambil menatap takjub kearah ku.
Ia lalu berkata ‘Tentu ada kekurangan dan kelebihan pada ciptaanNya, tak ada yang sempurna. Karena yang sempurna hanyalah diriNya. Tapi pada dasarnya, seperti Anda bilang tadi, semua ciptaanNya indah. Dan hal itu tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Contohnya Anda sendiri, Kenapa ingin jadi Luna Maya? Anda cantik kok.....’
‘Becanda ah...’ ucapku tak percaya.
‘Serius...coba Anda di jejerkan bareng Joko, Anto, Adi, Eko, Iwan, Anda pasti yang paling cantik diantara mereka.’
‘Geblek’ ucapku sambil menjitak kepalanya.
Ia lalu mengusap kepalanya yang mungkin terasa sakit ‘Selain itu, kalo Anda ingin jadi Luna Maya, lantas siapa nantinya yang ingin menjadi Anda?’
‘Ya Luna Maya, siapa lagi coba?’ jawabku.
‘Mana mungkin, dia tak sebodoh itu’ jawabnya dengan mata jahil sambil balik menjitak kepalaku. Aku saat itu hanya bisa pasrah menerima jitakannya.
Jin itu kemudian melanjutkan ‘kuliah subuhnya’ ‘Coba Anda bayangkan, seandainya mentari ingin jadi bulan, dan kebetulan bulan juga tak senang akan dirinya sendiri, akhirnya mereka bertukar tempat, lantas apa yang kira-kira akan terjadi?’
Aku lalu membayangkan sekilas tentang apa yang dikatakannya.
’Wah, kalo seandainya beneran terjadi, ga ada lagi sunset dan sunrise, yang ada moonset dan moonrise yang entah apakah sama indahnya. Trus kalo malam pasti panas banget ya, apalagi pas ada matahari purnama, wah ga bisa tidur dong’
‘Nah itu dia’ kata jin ‘Tuhan tuh maha cerdas, Ia menciptakan segala sesuatu dengan sebuah tujuan. Dan yakinlah bahwa sesuatu tersebut dapat melakukan tujuan itu lebih baik dari pada ciptaanNya yang lain yang tidak diciptakan untuk tujuan tersebut. Believe me, one thing to do is just be your self, and you’ll get thru it.’
Aku terhenyak, kata-kata itu seakan menamparku dengan keras lalu mengelus kepalaku selembut mungkin. Jin ada yang bijak juga ternyata.
‘So how bout my wishes?’ Tanyaku padanya.
Ia lalu menatap mataku dalam-dalam dan balik bertanya padaku ‘Yakin mau dikabulkan?’ tanyanya.
Aku sangat mengerti dengan maksud tatapan itu. ‘Ga usah lah, bisa gawat ntar, ibuku pasti kaget setengah idup kalo liat anak perempuan semata wayangnya tiba-tiba berubah jadi Luna Maya setelah pulang dari pantai’
‘Masa segitunya? Bukannya ibunya jadi senang, lantas selametan tujuh hari tujuh malem?’ Ledeknya.
Aku baru saja ingin menjitaknya untuk yang kedua kali ketika ia kemudian berubah menjadi asap tebal dan masuk kedalam flash disk yang tadi tergeletak diatas pasir di depanku.
‘Saya ingin kembali ke dalam flash disk, disini lebih baik karena tak ada manusia yang hobi jitak kepala jin, nice to meet you anyway.... flash disknya ditutup ya, please.’ Ucapnya dari dalam flash disk.
Aku bahkan belum sempat mengucap kata terima kasih kepadanya. Meskipun ia tak mengabulkan wishes bodoh itu, setidaknya ia telah mengajarkan aku tentang banyak hal dan menghiburku, dengan mengatakan kalau aku cantik. Hehehe.
Kutinggalkan flash disk itu setelah menguburnya ditempat dimana aku mendapatkannya, lalu beranjak meninggalkan pantai dengan federal merahku, back to the real life, to my-own-beautiful life.

*********
Take me to the beach of Your soul

Balikpapan, 26 December 2007, 00.15 am.

No comments: