Monday, October 13, 2008

Posting Lagi...

Wah…hampir lupa gimana caranya posting, hehe...hampir lupa juga kalo punya blog...kayanya templatenya mesti diganti deh, aku dah ngerasa bosan gitu kalo ngeliat tampilannya. Tapi untuk ngeganti template, bakalan makan waktu lama dan belum tentu hasilnya sebagus yang diinginkan, secara akunya gaptek gini. Well, harus nunggu waktu lowong buat bikin template baru atau ada yang secara sukarela mo buatin? Monggo..silahkeun, dengan senang hati..sebagai kompensasinya akan saya doakan semoga semua amalan anda diterima di sisiNya..

Beidewey, eniwei, baswey, ada yang pernah denger ga, lagu melayu yang judulnya Apa Nak Jadi, yang dinyanyiin sama S.M.Salim. Sumpah lucu abis, Project Pop mah lewaaat...a must listen, buddy. Terutama bagi anda para HQJ (High Quality Jomblo), u might relate to this song. Silahkan browse dan download sendiri, semoga dapet. Aku dapet tu lagu lewat bluetooth dari hape sepupuku, dia dapet dari suaminya yang kemaren mudik dari singapur, dan konon kabarnya waktu dia dengar lagu itu, dia ingat aku...haha...how pathetic...

Ngomong-ngomong soal HQJ, aku kemaren juga sempat nemu artikel menarik dari blog temen, dia juga kopas dari blog orang lain. Well, mungkin pretty inspiring.

Sahabat-sahabat, ketika Allah
menjadi alasan paling utama, maka aku berani memutuskan untuk menikah
dan menyegerakannya.

Ketika Allah menjadi alasan
paling utama, maka aku berani memutuskan dengan siapa aku akan menikah.
Aku tidak banyak bertanya tentang calon istriku, aku jemput dia di tempat
yang Allah suka, dan satu hal yang pasti, aku tidak ikut mencampuri
ataupun mengatur apa-apa yang menjadi urusan Allah. Sehingga aku nikahi
seorang wanita tegar dan begitu berbakti kepada suami.
Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berusaha sekuat tenaga
untuk tidak melihat segala kekurangan istriku. Dan sekuat tenaga pula,
aku mencoba membahagiakan dia.

Ketika Allah menjadi alasan
paling utama, maka menetes air mataku saat melihat segala kebaikan dan
kelebihan istriku, yang rasanya sulit aku tandingi.

Ketika Allah menjadi alasan
paling utama, maka akupun berdoa, Yaa Allah, jadikan dia, seorang wanita,
istri dan ibu anak-anakku, yang dapat menjadi jalan menuju surgamu.
Amin.

Sahabat-sahabat, kalau Allah
menjadi alasan paling utama untuk menikah, maka seharusnya tidak ada
lagi istilah, mencari yang cocok, yang ideal, yang menggetarkan hati,
yang menentramkan jiwa, yang…..yang.

…yang……dan 1000 “yang”……lainnya…..Karena
semua itu baru akan muncul justru setelah melewati jenjang pernikahan.
Niatkan semua karena Allah dan harus yakin kepada Sang Maha Penentu
segalanya.

Sahabat-sahabat, ketika usiaku
25 tahun, aku sudah memiliki niat untuk menikah, meskipun hanya sekedar
niat, tanpa keilmuan yang cukup. Karena itu, aku meminta jodoh kepada
Allah dengan banyak kriteria. Dan Allah-pun belum mengabulkan niatku.

Ketika usiaku 30 tahun, semua
orang-orang yang ada di sekelilingku, terutama orang tuaku, mulai bertanya
pada diriku dan bertanya-tanya pada diri mereka sendiri. Maukah aku
segera menikah atau mampukah aku menikah? Dalam doaku, aku kurangi permintaanku
tentang jodoh kepada Allah. Rupanya masih terlalu banyak. Dan Allah-pun
belum mengabulkan niatku.

Ketika usiaku 35 tahun, aku
bertekad, bagaimanapun caranya, aku harus menikah. Saat itulah, aku
menyadari, terlalu banyak yang aku minta kepada Allah soal jodoh yang
aku inginkan. Mulailah aku mengurangi kriteria yang selama ini menghambat
niatku untuk segera menikah, dengan bercermin pada diriku sendiri.

Ketika aku minta yang cantik,
aku berpikir sudah tampankah aku?
Ketika aku minta yang cukup harta, aku berpikir sudah cukupkah hartaku?
Ketika aku minta yang baik, aku berpikir sudah cukup baikkah diriku?
Bahkan ketika aku minta yang solehah, bergetar seluruh tubuhku sambil
berpikir keras di hadapan cermin, sudah solehkah aku?

Ketika aku meminta sedikit…..
Ya Allah, berikan aku jodoh yang sehat jasmani dan rohani dan mau menerima
aku apa adanya, masih belum ada tanda-tanda Allah akan mengabulkan niatku.

Dan ketika aku meminta sedikit…sedikit.
..sedikit. ..lebih sedikit….. Ya Allah, siapapun wanita yang langsung
menerima ajakanku untuk menikah tanpa banyak bertanya, berarti dia jodohku.
Dan Allahpun mulai menujukkan tanda-tanda akan mengabulkan niatku untuk
segera menikah. Semua urusan begitu cepat dan mudah aku laksanakan.
Alhamdulillah, ketika aku meminta sedikit, Allah memberi jauh lebih
banyak. Kini, aku menjadi suami dari seorang istri yang melahirkan dua
orang anakku.

Sahabatku, 10 tahun harus aku
lewati dengan sia-sia hanya karena permintaanku yang terlalu banyak.
Aku yakin, sahabat-sahabat jauh lebih mampu dan lebih baik daripada
yang suadh aku jalani. Aku yakin, sahabat-sahabat tidak perlu waktu
10 tahun untuk mengurangi kriteria soal jodoh. Harus lebih cepat!!!
Terus berjuang saudaraku, semoga Allah merahmati dan meridhoi kita semua.

Amin.

Read More..

Sunday, September 07, 2008

Whinyani

Apaan tuh di motormu? Kangkung?”

“Ia”

“Kamu beli kangkung? Tumben?”

“Bukan cuma beli doang, masaknya juga”

“Ha? Emang bisa masak?”

“Bisa, akhirnya....hehe”


That was a small talk with my friend at my office’s parking space days ago. We were off to home when my friend saw that plastic bag hung in my motorbike, and those questions popped up.

“Jadi sebelum ke sini, kamu mampir ke pasar?”

“Gitu deh”

“Jadi IRT neh ceritanya?”

“Ya, itung-itung latian sebelum jadi IRT beneran”


Yeah guys, I’ve been a house wife like since last month. Something bad happened to my mom. She had an acute appendix infection which made her had a surgery, and barely can do anything ever since. Poor her, and poor me too. For I’m the only daughter and my parents have no one else to depend on.

In the last four years, I only had responsibilities to both my bedroom and my job. I didn’t give a damn on anything else. My father was still working at that time and my mother took care of the house. Everything went on until my father retirement couple months ago and a calamity cropped up, my mom’s illness.

It could be happened to anyone else, or even worse. However I did doubt my self could overcome it, sounds weak huh. I was the most independent woman that I’ve known for my whole life, but taking over the family is another thing. My life was turned up side down at the very first moment. Whether I must cook and serve the meal instead of having morning classes, drop in a market before or after work, or deal with the house chores. Man, frankly speaking, it certainly new kinda thing for me. I even never imagine of having such a situation, but there’s always the first time of anything right? And thanks God, so far I can get by in that stuff.

This Ramadhan is the hardest for me since I handle the kitchen. My awaking problem is the only matter which maybe I have to sleep in the kitchen so my father can easily drag me to prepare the supper. But you know what? He’s always the one who gets up first, and he his self who warms the meal, then he wakes me up. Luv ya dad! :)




Pasar Butun: Tempat hangout baru..gyahaha..



Ada sawi di WARNET? ck..ck..ck..kiamat sudah dekat sodara2! :P
Read More..

Thursday, September 04, 2008

A Passionate Confession

Baby,

Here I am
In a jail of my own desire
To have you

Cant really take you out of my mind
For your shadow dancing in my brain
Guide me to the dreams

Maybe you don’t know
That I’ve been falling in love
Since the first time I saw you

All you have
The things that you give
Is nothing but a small heaven

You might forgot
The love letters that I sent
Since three years ago
Showed you how much I want you

But you rejected me
twice
With no reasons at all

It hurts, but…
Baby, you should know
Im not a quitter
No matter what

I wont stop
Struggling to achieve you
Until you finally realize
That I do deserve it

I have given everything that you wanted
The best thing that I could do for you
So don’t let me down this time, baby



Ps. To the ADS committee, you might have got my application
That I sent two days ago, please put me in the short list, otherwise I’ll give another shot next year…. :)

Read More..