Postingan ini sebenarnya adalah jawaban dari komentar Dg.Ipul dari postingan sebelumnya yang menanyakan tentang kata ‘sayang’. Rasa penasaran beliau akan kata ‘sayang’ itu membuat saya ingin menjelaskan panjang lebar. Karena saya rasa terlalu panjang untuk di entry di haloscan, maka ada baiknya jika saya buatkan posting khusus, yaa..hitung-hitung ngapdet blog. Sebelum menjelaskan lebih lanjut, saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman lucu atau bisa dibilang semi-bodoh (yang mestinya jadi pelajaran) saya yang juga berhubungan dengan kata ‘sayang’ itu.
Suatu hari saya pernah mengirim sebuah pesan singkat ke seorang kawan dengan bunyi:
Sayang, besok saya sudah pulang ke balikpapan
Tanpa saya duga sebelumnya, kawan itu lalu membalas:
Tolong jelaskan arti kata ‘sayang’ itu, jangan sampai saya salah duga
See...kata ‘sayang’ memang ambigu, dalam kalimat singkat seperti pesan saya tadi dan judul postingan saya sebelumnya (yang membuat Dg.Ipul penasaran), makna kata sayang itu bisa saja menjadi bias, hingga terjadi misinterpretasi. Well, saya tak menyalahkan kawan saya itu, karena kami memang dekat sebelumnya, sama halnya dengan Dg.Ipul, dimana kami sempat berbincang di YM tentang kebiasaannya merokok, hingga timbullah niat saya untuk membuat posting dan menyertakan tips dari beliau.
Pada kasus pesan singkat diatas, mungkin ada baiknya jika saya menulis: Sayang sekali, besok saya sudah pulang ke Balikpapan. Dengan menambahkan kata ‘sekali’ setelah kata sayang, maka jelaslah bahwa kata sayang yang saya maksud adalah merasa rugi, tidak rela, menyesal dan atau kasihan. Bukan arti sayang yang ‘itu.’
Sama halnya dengan judul postingan di bawah, seandainya saja saya tulis: Berhentilah Merokok, Sayang Uang Kok Dibakar
atau Berhentilah Merokok, Sayang Tubuhnya Diracuni atau Berhentilah Merokok, Sayang Cuma Satu Hari. Bisa dipastikan bahwa tak ada lagi misinterpretasi dari pembaca, terutama Dg.Ipul.
Otherwise, bila disimak lebih lanjut, sebenarnya kata sayang yang saya tulis pada paragrap terakhir di postingan tersebut bisa saja menjadi rujukan makna dari kata sayang di judul.
Sebenarnya mudah saja menginterpretasi kata ‘sayang’ bila kita mendengarnya dalam pelafalan dan stressing yang berbeda. Tapi dalam tulisan, dalam hal ini, membacanya, apalagi dalam kalimat singkat, kata ‘sayang’ bisa saja menipu.
Enyway, Hal ini adalah sebuah pembelajaran kedua bagi saya pribadi (setelah pesan singkat itu)
saya akui, mungkin lain kali saya harus lebih berhati-hati dan teliti dalam menulis. Atau lebih baik menyewa seorang proof reader sebelum saya mem-publish tulisan di blog, halah...
Untuk Dg.Ipul, semoga postingan ini bisa memuaskan rasa penasaran anda. Juga tak menutup kemungkinan bagi orang lain yang ‘senasib’ dengan anda...hehe...jangan kapok blogwalking ke sini yah!...
Suatu hari saya pernah mengirim sebuah pesan singkat ke seorang kawan dengan bunyi:
Sayang, besok saya sudah pulang ke balikpapan
Tanpa saya duga sebelumnya, kawan itu lalu membalas:
Tolong jelaskan arti kata ‘sayang’ itu, jangan sampai saya salah duga
See...kata ‘sayang’ memang ambigu, dalam kalimat singkat seperti pesan saya tadi dan judul postingan saya sebelumnya (yang membuat Dg.Ipul penasaran), makna kata sayang itu bisa saja menjadi bias, hingga terjadi misinterpretasi. Well, saya tak menyalahkan kawan saya itu, karena kami memang dekat sebelumnya, sama halnya dengan Dg.Ipul, dimana kami sempat berbincang di YM tentang kebiasaannya merokok, hingga timbullah niat saya untuk membuat posting dan menyertakan tips dari beliau.
Pada kasus pesan singkat diatas, mungkin ada baiknya jika saya menulis: Sayang sekali, besok saya sudah pulang ke Balikpapan. Dengan menambahkan kata ‘sekali’ setelah kata sayang, maka jelaslah bahwa kata sayang yang saya maksud adalah merasa rugi, tidak rela, menyesal dan atau kasihan. Bukan arti sayang yang ‘itu.’
Sama halnya dengan judul postingan di bawah, seandainya saja saya tulis: Berhentilah Merokok, Sayang Uang Kok Dibakar
atau Berhentilah Merokok, Sayang Tubuhnya Diracuni atau Berhentilah Merokok, Sayang Cuma Satu Hari. Bisa dipastikan bahwa tak ada lagi misinterpretasi dari pembaca, terutama Dg.Ipul.
Otherwise, bila disimak lebih lanjut, sebenarnya kata sayang yang saya tulis pada paragrap terakhir di postingan tersebut bisa saja menjadi rujukan makna dari kata sayang di judul.
Sebenarnya mudah saja menginterpretasi kata ‘sayang’ bila kita mendengarnya dalam pelafalan dan stressing yang berbeda. Tapi dalam tulisan, dalam hal ini, membacanya, apalagi dalam kalimat singkat, kata ‘sayang’ bisa saja menipu.
Enyway, Hal ini adalah sebuah pembelajaran kedua bagi saya pribadi (setelah pesan singkat itu)
saya akui, mungkin lain kali saya harus lebih berhati-hati dan teliti dalam menulis. Atau lebih baik menyewa seorang proof reader sebelum saya mem-publish tulisan di blog, halah...
Untuk Dg.Ipul, semoga postingan ini bisa memuaskan rasa penasaran anda. Juga tak menutup kemungkinan bagi orang lain yang ‘senasib’ dengan anda...hehe...jangan kapok blogwalking ke sini yah!...
No comments:
Post a Comment