Friday, January 11, 2008

Sengsara Membawa Nikmat (Bukan Sinetron)

Kemarin siang aku dan rekan kerja sekantor berencana mengunjungi Pak Is yang baru saja tiba dari menunaikan ibadah Haji. Bagi yang belum kenal pak is, bisa dibaca di sini.

Sekitar jam 10.30 pagi aku berangkat menjemput Mbak Aniek, seorang rekan, di Gn.Guntur dengan mengendarai motor. Dan dari sinilah cerita ini bermula.

Sengsara #1 Motor Mogok

Lingkungan tempat Mbak Anek tinggal berbukit-bukit. Lebaran lalu adalah kali pertama aku mengunjunginya.
Ketika melalui sebuah tanjakan yang lumayan tinggi (sekitar 40 derajat) motorku mendadak mogok di tengah tanjakan, sempat panik juga, karena tempat itu sangat SEPI. Setelah 2 menit stuck diatas motor (untung rem depan masih ‘makan’), tak bisa maju karena mesin mati ataupun mundur karena takut tergelincir, datanglah sebuah pertolongan dari seorang bapak tua yang tinggal dekat dari situ, membawakan sebilah kayu untuk mengganjal ban belakang motor. Motorku akhirnya bisa dinyalakan setelah beberapa kali di starter. Fiuh..Makasih ya pak...

Sengsara #2 Nyasar

Yups...aku nyasar...hehehe...ternyata aku melalui tanjakan yang salah...

Sengsara #3 Nyumplek di Pickup

Setelah bertemu Mbak Aniek, aku lalu menceritakan tentang sengsara #1. Ia lalu memutuskan untuk ke rumah Pak Is tidak dengan mengendarai motorku. Alasannya adalah karena Rumah Pak Is berada di KM. 8 yang merupakan areal perbukitan yang tingginya malah lebih nyeremin dibanding rumah Mbak Aniek. Takut mogok lagi euy...

Kami lalu menghubungi Mbak Vero, rekan kami yang lain, yang sedang on the way menuju rumah Pak Is bareng suami dan anaknya dengan menggunakan mobil pick up. Aku dan Mbak Aniek lalu memutuskan untuk nebeng di pickup itu. Tadi rencananya kami mau nekat duduk di bak belakang, serius hehe...ternyata baknya ditutup terpal, entah apa isinya. So kami berlima (Aku, Mbak Aniek, Mbak Vero,suami dan anaknya) nyumplek-plek di mobil itu. Yang ada aku di pangku sama Mbak Aniek, trus Mbak Vero mangku anaknya. Fyi, Mbak Vero dan suaminya adalah pasangan extra big, hampir mirip dengan Dewi Hughes dan suaminya, ditambah lagi anaknya, Vigo (3 tahun) yang body nya dua kali lebih besar dibanding anak seusianya. like son like parents. Tanpa aku dan mbak Aniek, sebenarnya mereka bertiga sudah kesempitan di mobil itu, trus di tambah kami berdua.....hehe kebayang ga seh...

Here comes the best part

Nikmat #1 Minum Air zam-zam

Setiba di rumah Pak Is, kami disuguhkan air yang katanya dapat memberi berkah itu. Tak lupa aku menyisipkan beberapa doa sebelum meminumya dan berharap agar dikabulkan.

Nikmat #2 Dapat oleh-oleh Jam tangan cantik


Selain kurma, kismis, kacang dan coklat arab, kami semua dapat oleh-oleh spesial berupa jam tangan. And you know what? the one for me is the most beautiful. Hehe, cocok sama orangnya..Pak Is pinter banget yah milihnya. Makasih ya Pak Is...Luv ya!

Nikmat #3 Makan Kapurung

The Menu: Kapurung, Lawa, Pacco, Ikan Patin rebus, Ikan tembang bakar, dll...yummy

Sepulang dari rumah Pak Is, kami mampir di rumah salah seorang kerabat Mas Robert (Suami Mbak Vero), ada acara makan kapurung bareng, dan aku adalah tamu dadakan yang beruntung. Kapurung adalah makanan khas asal Luwu, Sulbar. Dulu satu-satunya penjual kapurung di Balikpapan ada di daerah sepinggan. Tapi sekarang dah ga ada lagi. Entah pindah atau gulung tikar. Bahan utama pembuat kapurung (sagu) juga agak sulit ditemukan di pasar. So karena sulitnya mendapatkan kapurung, maka makan kapurung di Balikpapan adalah sama seperti makan kue onde-onde di kutub utara....hehehe.....


Selamat Tahun Baru 1429 Hijriyah!
Semoga setelah segala kesengsaraan di tahun lalu (kalo ada), kita dapat menuai nikmatnya di tahun ini!... Amin

No comments: